Hari Tani, Menanam dan Memanen di Bumi

Oleh: “˜Abd Al Haris Al Muhasibiy

24 September 2018 hari ini
Peringati sebagai hari tani lagi
Entah sudah yang ke berapa kali
Berdasarkan keputusan Presiden RI
Sejak tahun 1963 hari petani kita mulai
Sesungguhnya hari petani sudah lama kita punyai.

Pengalaman saja
Sebagai anak petani di desa
Dengan keadaan suka dan duka
Sejak kecil sudah biasa pergi ke sawah
Bahkan lebih dari biasa kerja keras tanpa lelah
Sehari penuh menanam dan memanen dengan keluarga
Tidak terasa sebagai anak muda menjadi petani terbina
Sepertinya tidak perlu lagi sekolah pertanian di kota
Sebab sudah biasa praktik mungkin saja justru lebih bisa
Cara bertani meski masih sangat lumrah tanpa rekayasa.

Kini sulit diingkari
Bertani semangkin sulit direalisai
Sawah dan ladang menjadi sempit sekali
Tidak banyak lagi cukup sawah menanam padi
Sudah banyak sawah dan ladang berganti fungsi
Menjadi perumahan dan mall-mall bangunan tinggi
Sebagian tanah sawah sudah dibeli orang kaya di negeri.

Jika saja kita bisa
Menghimbau anak-anak muda
Untuk bertani dan menggarap sawah
Tapi dimana tanah-tanah untuk tempat mereka
Bertani dan mengolah hasil tani yang masih tersedia
Sesungguhnya perlu menjadi alternatif yang mudah
Dengan menanam dan memanen serta mengolah
Hasil pertanian yang memang masih tersisa.

Sebaiknya bagaimana anak muda
Pertanian yang sesungguhnya menjadi realita
Bukan hanya slogan dan bukan hanya petani seolah-olah
Serukan petani dengan lestarikan budaya tapi tidak pernah coba
Hanya bisa bersuara tanpa bukti nyata menjadi utama.

Jakarta, 24 September 2018

“˜Abd Al Haris Al Muhasibiy, Rektor UIN Maliki Malang.

Terkait

Puisi Lainnya

SantriNews Network