Pilgub Jatim 2018

Akademisi Nilai Gus Ipul Mampu Atasi Radikalisme di Jatim

Mojokerto – Dosen Institut Agama Islam (IAI) Uluwiyah Mojokerto Hadi Ismail menegaskan, Jawa Timur membutuhkan kehadiran pemimpin yang memiliki sifat shiddiq, tabliqh, amanah, dan fathanah. Sifat tersebut adalah modal dasar untuk mengatasi gerakan radikalisme di Jatim.

“Masyarakat itu tergantung pemimpinnya. Siapa lagi kalau bukan Gus Ipul,” kata Hadi Ismail saat menjadi narasumber di acara dialog di kediaman H. Samsul Huda, Sabtu, 9 Juni 2018.

Baca: Gus Ipul Ungkap Alasan Santri Menimba Ilmu di Pesantren

Selain Hadi Ismail, hadir juga menjadi narasumber tokoh pemuda Didit Purwanto. Dialog bertema Pentingnya Pemimpin Religius Nasionalis dalam Menangkal Radikalisme di Jawa Timur, itu digelar oleh Forum Pemuda Majapahit Mojokerto.

Menurut Hadi Ismail, melawan gerakan radikalisme di Jawa Timur harus dilakukan dengan merajut kebhinekaan. “Seperti yang dilakukan Gus Ipul yang merangakul dari kalangan ulama, pedagang, nelayan, dan petani,” ungkapnya.

Baca Juga: Pilgub Jatim, Pertarungan Sengit Khofifah dan Gus Ipul

Ia menekankan dalam memilih seorang pemimpin harus sosok yang religius dan nasionalis. “Saya yakin Gus ipul bisa untul memimpin Jatim,” tegas alumnus Universitas Al Azhar Kairo ini.

Ia menambahkan bahwa Islam mengajarkan toleransi kepada nonmuslim, dan mengutuk tindak kekerasan. Ia mencontohkan ketika Rasulullah Saw melakukan ekspansi ke Makkah atau yang lebih dikenal dengan Fathu Makkah.

Kala itu, Rasulullah menyerukan kepada orang kafir, “Pergilah. Sesungguhnya kalian adalah orang yang bebas.”

Baca juga: Radikalisme, Pengebirian Agama

Gus Ipul maju pada Pilgub Jatim 2018 berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno, dan diusung PKB, PDIP, Gerindra, dan PKS. Sedangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak diusung Partai Demokrat, Golkar, PPP, NasDem, Hanura, PAN, dan PKPI. (*)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network