Pilpres 2014

Prabowo-Hatta Dinilai Alim Ulama Sesuai Kriteria Pemimpin

Jakarta – Para alim ulama, kiai, dan pemuda-pemudi santri alumni dari berbagai pondok pesantren se-Indonesia, berkumpul di Pondok Pesantren Attahiriyah, Jakarta Timur. Mereka mendirikan organisasi ‘Ksatria NU’.

Organisasi tersebut bergerak dalam bingkai kaidah ushuliyah, yaitu al muhafadzah bil qadim al-shalih, wal akhdzu bil jadid al-ashlah.

“Artinya, melestarikan dan menjaga segala sesuatu yang baik yang telah diwariskan dan berijtihad atau berupaya sekeras-kerasnya ke depan mencari yang terbaik,” kata Pembina Ksatria NU, Khotibul Umam Wiranu, Sabtu, 14 Juni 2014.

Menurut Khotibul, mencari pemimpin yang baik dan yang memberi maslahat bagi bangsa dan umat merupakan satu kewajiban. Salah satu kebaikan pemimpin adalah yang mampu memberikan rasa aman dan membawa kesejukan bagi bangsa.

Selain itu, lanjutnya, seperti dilansir Inilah.com, pemimpin juga harus bisa meningkatkan kegiatan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

Dengan pemimpin yang cakap dan kuat, Indonesia juga akan disegani di dalam bidang diplomasi dengan negara tetangga dan dunia internasional, sehingga tidak ada lagi bangsa yang meremehkan Indonesia.

Karena itulah, katanya, Kstaria NU mendukung Prabowo-Hatta. Sebab dua pasangan ini sesuai dengan kriteria dari alim ulama.

“Kami Ksatria NU menyatakan diri mendukung sekuat-kuatnya dan akan bekerja sekeras-kerasnya, dengan jaringan yang kami miliki yaitu persaudaran alim ulama, para santri dan alumni Pondok Pesantren di seluruh Indonesia, serta alumni perguruan tinggi khususnya dari Timur Tengah,” kata Wiranu.

Dalam naskah deklarasi Ksatria NU terdapat sejumlah kiai dan aktivis NU yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta seperti KH Muhidin Ishaq (Pengasuh Ponpes Miftahul Ulum), KH Shodiq Suhaimi (Pengasuh Ponpes Al-Hikmah Bumi Ayu), KH Habib (Cilacap), KH Zuhri Yaqub, KH Ahmad Asnawi (Kudus), KH A Rosyid (Demak), dan KH Taufik Zahro (Magelang). (saif/red)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network