Diawali Pepatah Arab, Ini Isi Surat Terbuka Romy dari KPK

Jakarta – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romy resmi menyandang status tersangka dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap jual-beli jabatan di Kementerian Agama.

Mengenakan rompi tahanan KPK berwarna oranye, Romy keluar dari Gedung KPK, Kuningan Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2019, pukul 11.45 WIB. Sebelum digiring ke mobil tahanan KPK, Romy mengaku bahwa kasus yang menimpanya karena dijebak.

Tanpa memberikan banyak pernyataan, Romy sempat menyerahkan surat terbuka yang diberi judul ‘Surat terbuka untuk Indonesia’ kepada wartawan. Surat tersebut berisi curahan hati Romy.

Surat terbuka yang ditulis tangan, Romy memulai dengan pepatah Arab. Berikut isi lengkapnya:

1. Saya ingin memulai dengan pepatah Arab: musibah yang menimpa suatu kaum akan menjadi manfaat dan faidah untuk kaum yang lain.

2. Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan, atau saya rencanakan bahkan firasatpun tidak. Itulah kenapa saya menerima sebuah permohonan silaturahmi di sebuah lobi hotel yang sangat terbuka dan semua tahu bisa melihatnya. Ternyata niat baik ini menjadi petaka.

3. Dengan adanya informasi pembuntutan saya selama beberapa pekan bahkan bulan sebagaimana disampaikan penyelidik, maka inilah resiko menjadi juru bicara terdepan sebuah koalisi yang menginginkan Indonesia tetap dipimpin oleh paham nasionalisme-religius yang moderat.

4. Kejadian ini juga menunjukkan inilah resiko dan sulitnya menjadi salah satu public figure yang sering menjadi tumpuan aspirasi tokoh agama atau tokoh-tokoh masyarakat dari daerah.

5. Kepada rekan-rekan TKN Jokowi-Amin dan masyarakat Indonesia, saya mohon maaf atas kejadian menghebohkan yang tidak diinginkan ini. Inilah resiko pribadi saya sebagai pemimpin yang harus saya hadapi dengan langkah-langkah yang terukur dan konstitusional dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah. Mohon doanya.

6. Kepada warga PPP di seluruh pelosok Tanah Air; rekan-rekan pengurus DPP DPW, DPC, PAC dan Ranting: saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas seluruh persepsi dan dampak akibat kejadian yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak ini. Jangan kendurkan perjuangan karena waktu menuju pemilu hanya tinggal hitungan hari. Saya sudah keliling nusantara dan meyakini PPP lebih dan mampu untuk melewati ambang batas parlemen. Saya akan segera mengambil keputusan yang terbaik untuk organisasi, setelah bermusyawarah dengan rekan-rekan fungsionaris DPP dan DPW dalam keterbatasan komunikasi yang saya miliki saat ini.

7. Kepada kakak, adik, keluarga besar terkhusus istri dan anakku tercinta, Ayah mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesedihan, kerepotan dan perasaan yang kalian terima. Dengan seluruh perasaan Ayah yang masih tersisa saat ini, dengan segala ketulusan Ayah, mohon keyakinan kalian bahwa apa yang sesungguhnya terjadi tidaklah seperti yang tampak di media. Ikhlaskanlah takdir yang menimpa Ayah sebagai pemimpin saat ini.

Anakku, permataku dan pembuat senyumku, engkau harus tetap belajar rajin karena UN sudah dekat. Tak usah kau pedulikan apa kata orang jika mereka membullymu, karena inilah resiko menjadi pemimpin politik seperti yang selalu Ayah bilang. Ayah doakan semoga engkau tetap menjadi yang terbaik seperti biasanya di sekolahmu. Peluk cium Ayahmu dari jauh yang selalu mencintaimu.

Istriku, belahan nyawaku, engkaulah kekuatanku. Aku yakin kita terus saling menguatkan, menghadapi badai ini agar cepat berlalu. Aku merasakan begitu besarnya cinta dan kesungguhan serta pengorbananmu mendampingiku. Terima kasih untuk terus mempercayaiku. Karenanya izinkan aku untuk terus mencintaimu. Titip cium untuk anak kita setiap hari.

M Romahurmuzy.

Romy bersama empat orang lain terjaring dalam operasi tangkap tangan oleh KPK di depan Hotel Bumi Surabaya, Jawa Timur, Jumat pagi, 15 Maret 2019.

Di antara empat orang itu terdapat Kepala Kementerian Agama Jawa Timur Haris Hasanuddin, dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik M Muafaq Wirahadi.

KPK menyita sejumlah uang dari lokasi operasi tangkap tangan. Nilai uang itu sekitar seratusan juta rupiah.

Febri mengungkapkan, uang tersebut terkait pengisian jabatan pimpinan tinggi di Kementerian Agama. KPK juga menemukan lebih dari sekali transaksi keuangan terkait pengisian jabatan tersebut.

“Tim KPK mengamankan lima orang setelah diduga terjadi transaksi yang kesekian kalinya. Jadi, kami duga ini bukan transaksi pertama,” ujar Febri. (us/hay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network