Tangani Bencana, Mensos Khofifah Gandeng Banser

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Kasatkornas Banser Alfa Isnaeni, saat pengukuhan Bagana Banser jadi sahabat Tagana Kemensos, di Waduk Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 16 Juli 2016 (santrinews.com/hady)

Surabaya – Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng Barisan Serbaguna Ansor (Banser) Nahdlatul Ulama menjadi sahabat Taruna Tanggap Bencana (Tagana), relawan khusus darurat bencana bentukan Kemensos.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, Banser digandeng karena di organisasi semi militernya NU itu sudah terbentuk pasukan khusus penanganan bencana, yakni Barisan Tanggap Bencana (Bagana).

Karena itu, Kemensos merasa perlu memfasilitasi sumber daya itu untuk dilatih pengetahuan dan teknik penanganan bencana.

“Banser merupakan elemen stragegis yang sudah lama ada di negeri ini. Setiap ada bencana Banser selalu ada ikut membantu,” kata Khofifah saat pengukuhan Bagana Banser jadi sahabat Tagana Kemensos, di Waduk Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 16 Juli 2016.

“Kebetulan di Banser ada Bagana, kita fasilitasi dengan pelatihan, kita tambahi bimteknya,” sambung Ketua Umum Muslimat NU itu.

Menurut Khofifah, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Tercatat ada 274 kabupaten/kota di negeri ini yang rawan dilanda bencana. Sebagian besar di antaranya berada di Jawa Timur.

“Hari ini Bandara Abdul Rahman Saleh Malang ditutup karena semburan abu Gunung Bromo. Jatim juga pernah dilanda bencana gempa karena letusan Kelud. Hari ini di beberapa daerah di Jatim juga masih ada yang terkena banjir,” tandasnya.

Karena itu, kata Khofifah, sangat diperlukan sensivitas masyarakat kepada korban ketika bencana melanda suatu daerah. “Di sini pentingnya Tagana, Bagana, dan lembaga dan elemen masyarakat lain membantu warga terdampak bencana,” ujarnya.

Sementara itu, Kasatkornas Banser, Alfa Isnaeni, mengatakan bahwa Banser berdiri di semua daerah di negeri ini. Setiap Banser memiliki Bagana. “Banser sebetulnya sudah biasa turun membantu ketika terjadi bencana. Sekarang tinggal ilmunya saja yang perlu ditambahi,” tuturnya. (ahay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network