Ansor Jatim Konsolidasi Ideologi Merawat Kebhinekaan

H Ahmad Tamim (kanan) bersama Ketua PW GP Ansor Jawa Timur H Rudi Tri Wahid, seusai konsolidasi ideologi di Kantor PWNU Jatim, Jl. Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, Sabtu petang, 19 November 2016 (santrinews.com/hady)

Surabaya – Sekretaris Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, H Ahmad Tamim meminta seluruh elemen bangsa agar dapat menahan diri dalam menyikapi kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Gus Tamim – demikian dia biasa dipanggil, menegaskan jangan sampai ada pihak yang berupaya menekan aparat dengan maksud terselubung. Termasuk rencana demo di Jakarta pada Jumat, 2 Desember 2016 mendatang.

“Semua elemen bangsa semestinya tidak mempertaruhkan nilai-nilai dasar kebhinekaan Indonesia hanya dengan tujuan yang tidak beralasan,” ujarnya saat ditemui seusai acara konsolidasi dengan seluruh pengurus cabang GP Ansor se-Jatim, Sabtu petang, 19 November 2016.

Konsolidasi ideologi di Kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, itu digelar guna menyikapi berbagai persoalan kebangsaan serta merawat kebhinekaan bangsa Indonesia.

Gus Tamim berpendapat bahwa tuntutan sebagian umat Islam dalam penanganan kasus Ahok telah ditindak lanjuti oleh kepolisian. “Polisi telah melakukan tindakan hukum, bahkan sudah melakukan langkah yang sangat cepat dalam penanganan kasus ini,” ungkap anggota FPKB DPRD Jatim ini.

Ia menilai, umat Islam sudah tidak relevan lagi menekan polisi untuk melakukan tindakan hukum sebagaimana yang diinginkan. Sebab, kepolisian membuktikan cukup serius dan tidak main-main dalam penanganan kasus tersebut. “Bahkan telah berjanji untuk secepatnya membawa kasus itu ke pengadilan,” tandasnya.

Dalam pandangan Gus Tamim, yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian sangat jelas. Karena itu, masyarakat semestinya bersabar menunggu proses hukum yang sedang ditangani kepolisian. Apalagi umat Islam juga sudah diwakili beberapa pihak dan ikut dalam gelar perkara di Mabes Polri beberapa waktu lalu.

“Hal tersebut tentu saja memperjelas substansi masalah untuk dikaji dan dianalisis hingga dapat dijadikan rujukan oleh anggota tim penyelidik kepolisian,” tegas mantan ketua PC GP Ansor Blitar ini. (hay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network